Thawaf merupakan salah satu rukun utama dalam umroh, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Namun, ada beberapa sunnah yang dianjurkan Rasulullah ﷺ agar thawaf menjadi lebih sempurna. Salah satunya adalah mengusap atau mencium Hajar Aswad jika memungkinkan, tanpa menyakiti jamaah lain. Jika tidak memungkinkan, cukup memberi isyarat dengan tangan kanan sambil mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar”.
Sunnah berikutnya adalah berlari kecil (raml) pada tiga putaran pertama bagi laki-laki, sebagai bentuk mengikuti perbuatan Rasulullah ﷺ. Selain itu, jamaah laki-laki disunnahkan membuka bahu kanan (idhthiba’) saat thawaf, sebagai simbol kesiapan dalam ibadah. Ini tidak berlaku bagi jamaah perempuan.
Selama thawaf, dianjurkan memperbanyak dzikir, doa, dan bacaan Al-Qur’an. Tidak ada doa khusus yang diwajibkan pada setiap putaran, sehingga jamaah dapat memanjatkan doa sesuai kebutuhan dan keinginan hati. Yang paling penting adalah menjaga kekhusyukan dan adab, tidak berdesakan, serta menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia.
Melakukan thawaf dengan mengikuti sunnah-sunnah ini akan memberikan pengalaman spiritual yang sangat mendalam. Thawaf bukan sekadar berjalan mengelilingi Ka’bah, tetapi juga bentuk penghambaan total kepada Allah SWT, mengingatkan kita bahwa hidup ini selalu berputar mengelilingi pusat ibadah: Allah semata.